Imam At-Tirmidzi, Ibnu Majah dan yang lainnya telah meriwayatkan dari Ummul mu'minin Aisyah beliau berkata : aku bertanya wahai Rasulullah jika aku telah mengetahui bila malam lailatul qadar itu, maka apa yang aku katakan pada malam tersebut? Beliau menjawab : katakanlah
اَللَّهُمَّ إنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
"ya Allah sesungguhnya engkau Maha pemaaf, engkau senang memaafkan kesalahan maka maafkanlah aku."
Doa yang barakah ini sangat besar maknanya dan mendalam penunjukannya, banyak manfaat dan pengaruhnya, dan doa ini sangat sesuai dengan keberadaan malam lailatul qadar. Kerana sebagaimana disebutkan di atas malam lailatul qadar adalah malam dijelaskan segala urusan dengan penuh hikmah dan ditentukan taqdir amalan-amalan hamba selama setahun penuh hingga lailatul qadar berikutnya. Maka barangsiapa yang dianugerahi pada malam tersebut al 'afiyah ( kebaikan ) dan al'afwa ( dimaafkan kesalahan) oleh Robbnya maka sungguh dia telah mendapat kemenangan dan keberuntungan serta kesuksesan dengan sebesar-besarnya. Barangsiapa yang diberikan al afiyah di dunia dan di akhirat maka sungguh dia telah diberikan kebaikan dengan seluruh bagian-bagiannya. Dan tidak ada yang sebanding dengan Al 'afiyah tersebut.
Imam Al Bukhari telah meriwayatkan dalam Adabul Mufrad, dan At Tirmidzi dalam As Sunan dari Al-Abbas bin Abdil Muthallib beliau berkata : aku berkata wahai Rasulullah, ajarkan sesuatu (doa) yang aku gunakan meminta kepada Allah , Rasulullah menjawab : mintalah kepada Allah al 'afiyah, maka pada suatu hari aku berdiam diri kemudian aku datang lagi pada Rasulullah aku katakan : wahai Rasulullah ajarkan kepadaku sesuatu yang aku gunakan meminta kepada Allah, maka beliau berkata kepadaku : "wahai Abbas, wahai bapa saudara rasullullah mintalah kepada Allah al 'afiyah didunia dan di akhirat."
Imam Bukhari meriwayatkan dalam Adabul Mufrad, dan At Tirmidzi dalam As-Sunan dari Anas bin Malik bahwasannya beliau berkata : telah datang kepada nabi seseorang yang berkata : wahai Rasullullah doa apa yang afdhal? Beliau menjawab: mintalah kepada Allah al 'afwa wal 'afiyah ( ampunan dan kebaikan ) didunia dan akhirat. Kemudian orang tersebut datang di hari besoknya sembari berkata : wahai nabiyulloh doa apa yang afdhal? Beliau menjawab : mintalah kepada Allah al 'afwa wal 'afiyah ( ampunan dan kebaikan ) didunia dan akhirat, maka apabila kamu di beri al 'afiyah di dunia dan akhirat berarti sungguh kamu telah mendapat kemenangan."
Imam Bukhari meriwayatkan dalam Adabul Mufrad dari Ausath bin Ismail beliau berkata : aku telah mendengar Abu Bakar Ash Shiddiq berkata setelah meninggalnya Rasullullah : " Nabi pernah berdiri pada tahun pertama di tempat berdiriku ini kemudian Abu Bakar menangis lalu berkata : wajib bagi kalian untuk jujur, karena dia bersama dengan kebaikan, dan keduanya berada di syurga. Dan tinggalkan dusta karena dia bersama dengan kejahatan yang keduanya di neraka. Mintalah kepada Allah al-mu'afah (saling memberi maaf), karena tidak ada yang datang setelah al yakin yang lebih baik dari pada al-mu'afah. Janganlah kalian saling memutus hubungan, dan jangan saling membelakangi, saling hasad, saling membenci, dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara.
Untuk ini sesungguhnya termasuk kabaikan bagi seorang muslim untuk memperbanyak doa yang barakah ini disetiap waktu dan dimanapun terlebih dimalam lailatul qadar yang akan dijelaskan segala urusan dengan penuh hikmah dan ditentukan takdir dan hendaknya seorang muslim mengetahui bahwasannya Allah Maha mengampuni lagi Maha mulia lagi Maha pemurah yang senang memberi maaf.
"Dan dialah yang menerima Taubat dari hamba-hamba-Nya dan memaafkan kesalahan-kesalahan dan mengetahui apa yang kamu kerjakan," (As Syura : 25)
Dan Allah senantiasa terus dan tiada henti hentinya dikenal sebagai dzat yang suka memaafkan kesalahan-kesalahan dan disifati dengan pemberi ampunan. Setiap orang sangat membutuhkan kepada pemberian maaf-Nya dan ampunan-Nya. Janganlah seorang merasa tidak butuh dari keduanya. Sebagaimana dia senantiasa membutuhkan rahmat serta kasih sayang-Nya. Maka kita memohon kepada-Nya untuk memasukkkan kita kepada golongan yang dia maafkan dan menjadikan kita termasuk golongan yang dirahmatinya. Dan agar kita diberikan kemudahan dan kemampuan untuk mentaatinya. Semoga Allah berikan petunjuk kita kepada jalan yang lurus. (Aamin Yaa Rabbal 'alamin Wal Hamdulillah 'ala kulli ni'matihi.Pent).
(dikutip dari kitab Fiqhul Ad'iyyah wal adzkar karya Syaikh Abdurrazzaq bin Abdil Muhsin Al-Badr. Hal 265 – 269. Alih Bahasa : Al Ustadz M. Rifai.)